Hasto ajak mahasiswa di Riau jaga kepentingan nasional di Selat Melaka | Beritaviral

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
Pasang Iklan Anda Disini
ARTICLE AD BOX

Pekanbaru, (ANTARA) - Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto dalam kuliah umum di Universitas Islam Riau (UIR) membujuk akademisi serta mahasiswa menjaga kepentingan nasional di Selat Malaka nan merupakan jalur perdagangan dunia.

"Kampus dan mahasiswa kudu bisa menjawab kenapa Selat Malaka hanya dikuasai, dikontrol oleh negara tertentu. Bagaimana kita mengendalikan seluruh jalur perdagangan di Selat Malaka, sebagai bagian dari kedaulatan Indonesia. Maka apa nan kita bangun di Selat Malaka? Apa nan kita lakukan dengan Bengkalis?,” kata Hasto di hadapan civitas akademika dan tokoh masyarakat Riau dalam kuliah umum bertema geopolitik Soekarno di Kampus UIR, Pekanbaru, Jumat.

Hasto menjelaskan teori geopolitik Soekarno, dimana dua parameter paling krusial kepentingan nasional adalah pengetahuan pengetahuan dan teknologi, serta politik dan diplomasi. Di Riau, jelas Hasto, mahasiswa dan kampus kudu berpikir membangun wilayahnya dengan arah menguasai Selat Malaka.

“Artinya apa, artinya kita hanya bisa menjadi bangsa nan maju jika kita mengembangkan penguasaan pengetahuan pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi, sebagai jalan berdikari. Tanpa itu jangan pernah berambisi kita bakal menjadi negara besar,” kata Hasto.

Untuk itu lanjutnya, kampus mempunyai peran nan sentral dalam mengembangkan teknologi sebagai variabel nan paling signifikan dan paling berpengaruh dalam memperjuangkan kepentingan nasional. Sementara politik dan diplomasi adalah gimana kepentingan nasional Indonesia diperjuangkan melalui pembuatan hukum-hukum internasional.

Maka itu, mahasiswa saat ini kudu outward looking, dimana pergerakannya tidak hanya di dalam kampus. Mahasiswa dituntut berpikir untuk Indonesia dan dunia.

Hasto membujuk akademisi dan mahasiswa untuk merancang lembaga pendidikan sebagai "city of intellect". Bahwa pengembangan sebuah wilayah, kudu ditopang secara intelektual oleh kampus-kampus di wilayah itu.

Dengan mengarahkan kampus-kampus di Riau sebagai city of intellect, maka bakal terbangun kompetensi untuk mengembangkan selat Malaka menjadi bagian dari pilar-pilar kekuatan ekonomi Indonesia. Dan ini sejalan dengan konektografi nan telah dibangun oleh Presiden Joko Widodo.

“Tentu ke depan krusial sekali dilakukan pembenahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, agar memandang Indonesia dengan langkah geopolitik,” kata Hasto.

Selain Selat Malaka, menurut Hasto, kampus-kampus di Riau juga memahami koridor strategis Indonesia, di mana dulu Sumatera dirancang menjadi wilayah perkebunan. Maka perguruan tinggi kudu melakukan riset-riset untuk hilirisasi dari perkebunan itu.

Dari sisi politik dan diplomasi, Hasto memberi contoh gimana perguruan tinggi dan mahasiswa semestinya memikirkan langkah agar Indonesia bisa melindungi kepentingan nasional melalui pembuatan norma internasional baru.

“Dengan memandang teori geopolitik Soekarno, harusnya kita bisa menginisiasi kerjasama antara negara-negara nan dilintasi oleh jalur-jalur perdagangan strategis, termasuk Mesir dengan terusan Suez-nya. Kita bikin konvensi misalnya, demi membikin norma internasional. Misal, manakala ada suatu negara nan memperlakukan secara tidak setara terhadap negara nan dilalui jalur-jalur perdagangan bumi itu, maka negara itu bisa menutup jalurnya dari pelayaran kapal mereka,” beber Hasto.

Menurut Hasto, langkah pandang geopolitik ini sangat penting. Selama ini, sudah terlalu lama orang Indonesia, termasuk kalangan bumi pendidikan, tidak menatap peta. Sehingga seperti di Riau, orang lupa bahwa di depan wilayajnya ada potensi perdagangan bumi luar biasa, ialah jalur Malaka.

“Dan sebaliknya malah pembangunan kota, kita lebih berorientasi pada daratan sebagai negara kontinental, bukan negara kelautan. Maka teori geopolitik Soekarno sebenarnya menempatkan suatu paradigma nan penting, bahwa kita bukan negara daratan. Kita adalah sekali lagi, laut nan ditebari oleh pulau-pulau. Maka ini nan kudu kita lakukan ke depan,” pungkasnya.

Hadir di aktivitas tersebut adalah civitas akademika UIR nan dipimpin rektornya Prof.Dr.H Syafrinaldi. Ia mengatakan kuliah umum Hasto itu terasa lebih istimewa, apalagi dilakukan sehari setelah seremoni HUT Kemerdekaan RI ke-78.

“Semoga kemerdekaan nan diraih ini disyukuri dengan meningkatkan perihal berfaedah bagi kesejahteraan umum seluruh rakyat Indonesia,” kata Prof. Syafrinaldi.

Hadir juga Bupati Pelalawan H Zukri Misran, Bupati Bengkalis Kasmarni, dan Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti.
Baca juga: Hasto ingatkan pentingnya wujudkan konsep berdikari Bung Karno
Baca juga: Hasto ajak Mahasiswa Unand teladani kenegarawanan pendiri bangsa
Baca juga: Hasto ajak mahasiswa gelorakan spirit bebaskan bumi dari penjajahan

 

Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Guido Merung
COPYRIGHT © ANTARA 2023

powered by Free-Counters.org