Dolar AS menguat di jalur kenaikan mingguan terpanjang sejak 2014 | Beritaviral

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
Pasang Iklan Anda Disini
ARTICLE AD BOX

Singapura (ANTARA) - Dolar AS menuju kenaikan mingguan terpanjang dalam sembilan tahun pada Jumat, didukung oleh kuatnya info ekonomi AS nan juga mempertanyakan akhir dari siklus kenaikan suku kembang Federal Reserve.

Di Asia, para pedagang dengan jeli mengawasi pergerakan mata duit China, setelah yuan di dalam negeri jatuh ke level terendah dalam 16 tahun di sesi sebelumnya.

Indeks dolar AS, nan mengukur greenback terhadap mata duit utama lainnya, stabil di 105,02 pada awal perdagangan, Asia tidak jauh dari level tertinggi enam bulan pada sesi sebelumnya di 105,15.

Indeks dolar berada di jalur untuk memperpanjang kenaikannya dalam minggu kedelapan berturut-turut, dan sejauh ini naik 0,7 persen.

Euro, komponen terbesar dalam indeks dolar, mengalami penurunan selama delapan minggu berturut-turut, dengan mata duit tunggal terakhir sedikit lebih tinggi pada 1,0701 dolar, setelah jatuh ke level terendah tiga bulan di 1,0686 dolar pada Kamis (7/9/2023).

"Cerita minggu ini banyak membahas tentang ketahanan nan kita lihat dalam data... ilmu jiwa pasar adalah bahwa segala sesuatunya terlihat jauh lebih baik di AS dibandingkan di negara lain di dunia," kata Ray Attrill, kepala analis valas di National Australia Bank.

Data nan keluar minggu ini menunjukkan sektor jasa-jasa AS secara tak terduga menguat pada Agustus dan klaim pengangguran mencapai level terendah sejak Februari pekan lalu, sementara di area euro, produksi industri di Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, turun sedikit lebih besar dari perkiraan pada Juli.

“Membandingkan esensial pertumbuhan Eropa dan AS saat ini, AS tetap terlihat lebih unggul,” kata Attrill.

Sterling juga melemah di dekat level terendah tiga bulan pada Kamis (7/9/2023) dan terakhir dibeli 1,2484 dolar, diperkirakan mencatat kerugian mingguan lebih dari 0,8 persen.

Yuan di luar negeri naik tipis 0,05 persen menjadi 7,3379 per dolar, namun tetap tidak jauh dari level terendah 10 bulan di 7,3490 nan dicapai pada Agustus. Mata duit ini berada di jalur kerugian mingguan nyaris 1,0 persen terhadap dolar, nan merupakan minggu terburuk dalam sebulan terakhir.

Yuan terus terdepresiasi sejak Februari lantaran lemahnya pemulihan ekonomi pascapandemi dan melebarnya kesenjangan imbal hasil dengan negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat, nan berakibat pada aliran modal dan perdagangan.

Yuan di dalam negeri, nan menyentuh level terlemahnya sejak 2007 pada Kamis (7/9/2023), telah jatuh nyaris 6,0 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini dan menjadi salah satu mata duit Asia dengan keahlian terburuk dibandingkan mata duit luar negeri.

“Saya memperkirakan dolar/yuan bakal naik menjadi 7,50 pada pertengahan tahun 2024 lantaran tampaknya tidak ada stimulus fiskal besar nan bakal dilakukan, sehingga kebijakan moneter kudu terus menanggung sebagian beban untuk mendukung perekonomian,” kata Alvin Tan, Kepala Strategi Valas Asia di RBC Capital Markets.

Penurunan tajam yuan telah mendorong pihak berkuasa mengambil tindakan untuk memperlambat laju depresiasinya.

Dolar Australia, nan sering digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan, terakhir menguat 0,07 persen pada 0,6381 dolar AS, namun diperkirakan bakal mengalami kerugian mingguan lebih dari 1,0 persen.

Dolar Selandia Baru juga berada di jalur penurunan sekitar 0,9 persen untuk minggu ini dan terakhir dibeli 0,5890 dolar AS.

Yang juga menjadi perhatian para pedagang adalah yen nan melemah, nan naik 0,15 persen menjadi 147,06 per dolar namun tetap berada di sisi nan lebih lemah dari level krusial 145 nan mendorong intervensi oleh otoritas Jepang tahun lalu.

Meskipun para pejabat telah meningkatkan upaya mereka untuk mempertahankan yen, mereka juga terus menekankan perlunya mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar bank sentral Jepang.

Baca juga: Dolar bercahaya di awal Asia, sementara yen jatuh ke terendah 10 bulan
Baca juga: Yuan ambruk 186 pedoman poin jadi 7,1969 terhadap dolar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023

powered by Free-Counters.org